Our Ads


 PILIH KATEGORI  


Hal-Hal Menarik Seputar Blok Cryptocurrency Telegram


Cryptocurrency Telegram. Baru-baru ini, pemerintah Rusia, melalui Roskomnadzor memblokir situs media sosial terkemuka, yakni Telegram. Alasannya karena Telegram menggalang pendanaan dengan cara berbahaya untuk keamanan Rusia maupun masyarakat. Oleh karena itu, fenomena Rusia blok cryptocurrency pun terjadi. Inilah hal-hal yang menarik dari kejadian tersebut.

CEO Telegram Balik Menantang Pemerintah


Pemblokiran yang dilakukan Rusia terhadap situs Telegram justru membuat sang CEO, Pavel Durov balik menantangnya. Anda pasti sudah tahu kalau Telegram itu merupakan situs media sosial buatan Rusia. Ironis sekali, bukan? Sedangkan pengumuman tentang pemblokiran tersebut disampaikan oleh Roskomnadzor lewat media sosial lainnya, yaitu VKontakte.

Gara-gara pemblokiran itu, Pavel Durov mengatakan kalau apa yang dilakukan oleh pemerintah Rusia itu justru mirip dengan bunuh diri. Pasalnya, Telegram itu bisa diakses lewat sambungan pribadi alias VPN. Ketika masyarakat yang mengakses lewat VPN makin banyak akibat pemblokiran itu, bisa jadi informasi pemerintah Rusia malah bocor.

Apa Hubungan antara ICO, Telegram, Pavel Durov, dan Masyarakat?


Dari kasus yang menimpa Telegram itu bisa kita tarik sebuah benang merah. Rupanya pemblokiran itu berhubungan dengan adanya proyek ICO yang dilakukan oleh Pavel Durov. Proyek tersebut berkaitan dengan cryptocurrency. Jadi, penggalangan dana yang dilakukan oleh Pavel Durov itu bukan sukarela, melainkan membuka peluang investasi ke khalayak.

Jadi khalayak tetap bisa mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut. Mengingat sekarang bisnis mata uang digital makin banyak. Aksi tersebut membuat pemerintah berang. Soalnya selama ini Telegram dianggap bersekutu dengan teroris. Pemerintah khawatir kalau penggalangan dana itu dilakukan untuk mendukung terorisme.

Sikap Presiden Rusia terhadap Teroris dan Netralitas dari Telegram


Kasus Rusia blok cryptocurrency di Telegram tidak terlepas dari idealisme yang diaplikasikan oleh sang presiden, Vladimir Putin. Ia sudah lama mengecam tindakan terorisme. Apa pun yang terjadi, ia akan melindungi setiap warganya dari berbagai keterlibatan terhadap aksi-aksi terorisme.

Putin menganggap Pavel Durov dan Telegram itu berbahaya. Sedangkan bagi Pavel Durov, Telegram itu situs media sosial yang netral. Bahkan selama ini cukup taat hukum Rusia karena sangat sedikit masyarakat yang menggunakan VPN untuk mengakses Telegram. Pavel Durov justru mempertanyakan keputusan pemerintah tersebut.

Telegram dan ICO-nya Dianggap Scam


Ketika suatu bisnis dinyatakan scam, maka hampir 100% karirnya tamat. Istilah scam ini merujuk pada berhentinya loyalitas suatu perusahaan yang sebelumnya aktif membayar para investornya. Telegram memang diprediksi bakal raup keuntungan banyak sehingga lebih banyak lagi yang berinvestasi lewat Telegram.

Pemerintah khawatir, ketika investasi mata uang digital itu semakin lancar, justru membuka keran-keran untuk scam. Hal itu akan membuat masyarakat Rusia menderita kerugian. Apalagi untuk yang sudah berinvestasi dalam jumlah banyak. Terutama karena sifat dari cryptocurrencies yang cenderung punya volatilitas tertinggi.

Ketika harga mata uang digital turun drastis, situs Telegram bisa saja tidak membayar para investornya. Soalnya begitulah prinsip investasi. Ketika rugi, ikut menanggung dan ketika untung, ikut dapat pula. Turunnya harga mata uang digital bisa dijadikan alasan Telegram untuk tidak membayar investornya. Apakah Anda yakin dengan dugaan tersebut?

Fenomena Rusia blok cryptocurrency milik Telegram sempat trending topic di dunia. Apakah gesekan tersebut kira-kira bisa selesai? Sampai kapan pun, kalau bicara tentang mata uang digital ini memang sangat menarik. Pihak Telegram sendiri membuat acuan harga investasi berdasarkan naik-turunnya harga raja mata uang digital, yakni Bitcoin@BPI