Bitcoin dan Sepak Bola. Akankah crypto jadi tren di dunia sepak bola? Sebuah klub sepak bola amatir asal Turki menciptakan sejarah baru di pesepakbolaan dunia. Bukan karena memecahkan rekor gol. Melainkan soal pembelian pemainnya yang menggunakan mata uang digital atau crypto.
Klub bernama Harunustaspor ini membeli seorang pemain dengan mata uang Bitcoin.Yup, Bitcoin belakangan sedang naik pamor karena nilainya yang semakin naik dari tahun ke tahun. Tak heran, baik pemilik klub maupun pemain mau menerima pembelian dengan mata uang Bitcoin.
1. Klub Harunustaspor Sepakat Membeli Kıroğlu dengan Total 4500 Lira
Klub Harunustaspor yang berbasis di Provinsi Sakarya, Turki ini membeli Ömer Faruk Kıroğlu. Dilansir dari Businessinsider.sg, dan Washingtonpost.com, mahar sebesar 2000 lira (Rp 7,3 juta) atau $531,70 senilai Bitcoin diberikan pada pemain berusia 22 tahun tersebut. Tak hanya itu. Kıroğlu juga menerima uang tunai sebesar 2500 lira atau setara Rp 8,9 juta.
Meski nilai Bitcoin dan crypto lainnya bersifat fluktuatif, nyatanya Kıroğlu dan Klub Harunustaspor telah mencapai kesepakatan bersama terkait mahar yang anti-mainstreamini.
2. Pertama Kali Terjadi di Turki dan Dunia
Sang pemilik klub, Haldun Şehit mengklaim bahwa hal ini menjadi yang pertama dalam sejarah Turki maupun di seluruh dunia. Ia ingin mengangkat nama klub di negara Turki dan juga dunia, sekaligus bangga atas apa yang ia lakukan.
Sementara itu, Kıroğlu akan segera bergabung dalam sesi latihan klub setelah menandatangani kontrak. Ia berharap karier barunya ini akan menguntungkan klub dan dirinya.
Beberapa bulan terakhir tepatnya akhir tahun 2017 lalu, nilai Bitcoin mencapai $20.000 atau sekitar Rp 260 juta. Namun sejak awal tahun 2018 ini, nilainya anjlok bahkan mencapai 50%.
Melihat track record Bitcoin sendiri, hal ini wajar terjadi mengingat di setiap awal tahun nilainya selalu anjlok. Sementara itu, di akhir tahun angkanya akan terus meningkat, dan begitu seterusnya.
3. Ternyatanya crypto bukan hal baru di dunia sepak bola
Layaknya Indonesia, pemerintahan Turki pun telah melarang penggunaan mata uangcryptocurency. Selain berbahaya, mata uang ini dinilai juga tidak memiliki landasan hukum yang dapat melindungi tiap transaksinya.
Otoritas dari berbagai belahan dunia, terutama di Asia berusaha untuk mengendalikanbooming-nya perdagangan crypto. Gak heran transfer pemain menggunakan mata uang digital ini menjadi kontroversial di Turki.
Meski hal ini menjadi yang pertama dalam sejarah, sebenarnya akhir bulan lalu Arsenal, klub Liga Inggris telah melakukan kerjasama dengan CashBet, sebuah perusahaanblockchain cryptocurrency.
Sehingga crypto di dunia sepak bola rasanya bukan hal asing lagi. Dan bukan tidak mungkin lagi akan ada pemain lain yang dibeli menggunakan crypto@BPI